Apakah, kalian masih ingat dengan Tsunami aceh?? pada tahun
2004 lalu??
apakah kalian tau, sebenarnya Tsunami aceh itu bukan bencana, tapi Bom Nuklir
yang sengaja di ledakan di air, tapi org yang meledakan Bom ini dari Amerika
Serikat(AS). Kalian belum tahu?? Yuk kita baca..
Dulu Presiden Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI), DR Eggi Sudjana SH
Msi mensinyalir, bahwa bencana yang menimpa NAD dan sekitarnya bukanlah gempa
dan gelombang tsunami yang sesungguhnya. Akan tetapi sebuah gelombang bom
termonuklir yang sengaja diledakkan di bawah laut.
Pendapat Eggi tersebut dikemukakan kepada Wawasan, usai dialog menyoal seratus
hari pemerintahan SBY, di kantor pengacara Taufik SH di Solo. "Melalui
pendapat dan analisa yang dikemukakan pakar nuklir independen asal Australia
Joe Vialls, saya sepakat, bahwa ada indikasi kuat Amerika dengan dua kapal
perangnya satu diantaranya bernama USS Abraham Lincoln, berada di balik tragedi
itu," katanya.
Menurut Eggi, sebelum terjadi bencana itu, Amerika telah mengeluarkan travel
warning kepada warganya agar tidak berkunjung ke Indonesia. Sementara masuknya
kapal induk asing, cukup mengundang pertanyaan, kenapa diperbolehkan oleh
pemerintah kita. Dengan kata lain, Jakarta tahu benar akan keberadaan kapal
asing di perairan kita.
"Ada temuan kejanggalan lagi, CNN selama ini memberitakan bahwa pusat
gempa terjadi di dekat pulau We. Sementara yang terjadi sesungguhnya di dekat
pulau Nias dengan kekuatan gempa hanya 5,4 skala richter. Namun yang terjadi
adalah sebuah gelombang susulan dengan kekuatan yang lebih dahsyat. Ironisnya,
perusahaan AS Exxon yang ada di sana, luput dari bencana itu. Sehingga ada
dugaan keras, ada senjata pemusnah massal yang diarahkan ke sana,"
paparnya.
Usai kejadian itu, lanjut dia, tentara AS di kapal induk USS Abraham Lincoln
yang jumlahnya 15.600 personil langsung diterjunkan. Sementara Kopassus dan
Pasukan Reaksi Cepat (PRC), yang fungsinya sebagai penanggulangan bencana sama
sekali tak diturunkan. Sementara India, Srilanka dan Thailand menolak kehadiran
tentara asing itu. Televisi Al Jazeera pernah menyiarkan, bahwa bencana di Aceh
bukanlah akibat gelombang tsunami. Akan tetapi sebuah bom helium yang bersifat
halus namun mematikan.
"Kami menduga India memang sudah tahu akan adanya bencana itu. Karena
negara itu justru punya pencatat gempa, yang bisa membedakan mana gempa
sungguhan dan mana gempa buatan. Di India di Tamil Nadu, merupakan pusat
nuklir. Sehingga sudah terdeteksi dulu."
Menurut Eggi, Joe Vialls tahu benar senjata termonuklir yang diledakkan di
bawah laut akan menimbulkan gelombang dahsyat. Sementara jika tsunami,
ketinggian gelombang maksimal, tidak akan mencapai seperti yang terjadi di
Aceh. "Sejarah juga mencatat, selamanya tsunami tidak berdampak membakar
korbannya, karena air. Namun sempat ditemukan tiga orang anak nelayan Aceh yang
terbakar dengan tubuh penuh oli."
Disinggung rencana besar apa di balik itu, Eggi mengatakan, AS ingin menjadikan
pangkalan militernya di Aceh. Hal itu dikuatkan dengan ditolaknya percepatan
militer itu untuk segera mengakhiri bantuannya di sana. Aceh juga akan
dijadikan jaringan pasar bebas perdagangan AS. "Dalam kontek ini, SBY
lemah, intelijen kita juga lemah. Apalagi TNI," jelasnya.
apakah kalian tau, sebenarnya Tsunami aceh itu bukan bencana, tapi Bom Nuklir yang sengaja di ledakan di air, tapi org yang meledakan Bom ini dari Amerika Serikat(AS). Kalian belum tahu?? Yuk kita baca..
Dulu Presiden Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI), DR Eggi Sudjana SH Msi mensinyalir, bahwa bencana yang menimpa NAD dan sekitarnya bukanlah gempa dan gelombang tsunami yang sesungguhnya. Akan tetapi sebuah gelombang bom termonuklir yang sengaja diledakkan di bawah laut.
Pendapat Eggi tersebut dikemukakan kepada Wawasan, usai dialog menyoal seratus hari pemerintahan SBY, di kantor pengacara Taufik SH di Solo. "Melalui pendapat dan analisa yang dikemukakan pakar nuklir independen asal Australia Joe Vialls, saya sepakat, bahwa ada indikasi kuat Amerika dengan dua kapal perangnya satu diantaranya bernama USS Abraham Lincoln, berada di balik tragedi itu," katanya.
Menurut Eggi, sebelum terjadi bencana itu, Amerika telah mengeluarkan travel warning kepada warganya agar tidak berkunjung ke Indonesia. Sementara masuknya kapal induk asing, cukup mengundang pertanyaan, kenapa diperbolehkan oleh pemerintah kita. Dengan kata lain, Jakarta tahu benar akan keberadaan kapal asing di perairan kita.
"Ada temuan kejanggalan lagi, CNN selama ini memberitakan bahwa pusat gempa terjadi di dekat pulau We. Sementara yang terjadi sesungguhnya di dekat pulau Nias dengan kekuatan gempa hanya 5,4 skala richter. Namun yang terjadi adalah sebuah gelombang susulan dengan kekuatan yang lebih dahsyat. Ironisnya, perusahaan AS Exxon yang ada di sana, luput dari bencana itu. Sehingga ada dugaan keras, ada senjata pemusnah massal yang diarahkan ke sana," paparnya.
Usai kejadian itu, lanjut dia, tentara AS di kapal induk USS Abraham Lincoln yang jumlahnya 15.600 personil langsung diterjunkan. Sementara Kopassus dan Pasukan Reaksi Cepat (PRC), yang fungsinya sebagai penanggulangan bencana sama sekali tak diturunkan. Sementara India, Srilanka dan Thailand menolak kehadiran tentara asing itu. Televisi Al Jazeera pernah menyiarkan, bahwa bencana di Aceh bukanlah akibat gelombang tsunami. Akan tetapi sebuah bom helium yang bersifat halus namun mematikan.
"Kami menduga India memang sudah tahu akan adanya bencana itu. Karena negara itu justru punya pencatat gempa, yang bisa membedakan mana gempa sungguhan dan mana gempa buatan. Di India di Tamil Nadu, merupakan pusat nuklir. Sehingga sudah terdeteksi dulu."
Menurut Eggi, Joe Vialls tahu benar senjata termonuklir yang diledakkan di bawah laut akan menimbulkan gelombang dahsyat. Sementara jika tsunami, ketinggian gelombang maksimal, tidak akan mencapai seperti yang terjadi di Aceh. "Sejarah juga mencatat, selamanya tsunami tidak berdampak membakar korbannya, karena air. Namun sempat ditemukan tiga orang anak nelayan Aceh yang terbakar dengan tubuh penuh oli."
Disinggung rencana besar apa di balik itu, Eggi mengatakan, AS ingin menjadikan pangkalan militernya di Aceh. Hal itu dikuatkan dengan ditolaknya percepatan militer itu untuk segera mengakhiri bantuannya di sana. Aceh juga akan dijadikan jaringan pasar bebas perdagangan AS. "Dalam kontek ini, SBY lemah, intelijen kita juga lemah. Apalagi TNI," jelasnya.
Disinggung rencana besar apa di balik itu, Eggi mengatakan, AS ingin menjadikan
pangkalan militernya di Aceh. Hal itu dikuatkan dengan ditolaknya percepatan
militer itu untuk segera mengakhiri bantuannya di sana. Aceh juga akan
dijadikan jaringan pasar bebas perdagangan AS. "Dalam kontek ini, SBY
lemah, intelijen kita juga lemah. Apalagi TNI," jelasnya
0 komentar:
Post a Comment